Energy Alternatif Indonesia (1)

Semua kegiatan hampir selalu berbasis energi BBM. Meskipun ada basis lainnya seperti batubara dan nuklir, misalnya. Tidaklah mengherankan, bahwa harga BBM ini suatu saat akan menaik. Para pakar sudah tau hal ini. Itu betul adanya, karena minyak fosil habis disedot. Pada saat yang sama, hukum permintaan dan tarik menarik berlaku. Ini wajar. Permintaan semakin tinggi dan stok minyak fosil semakin habis, maka apa yang terjadi? Lonjakan harga tak terelakan setiap masa nantinya. Masihkah sektor BBM ini tetap menjadi basis utama bahan bakar nasional di tahun-tahun berikutnya? Jawabnya jelas, yaitu “Tidak”. Bertumpu pada BBM sebagai basis utama, jelas tidak efisien. Suatu saat akan mengalami kemandegan distribusi BBM.

baca lanjutan ke 2 ....

-----------------------------------------

Visit http://www.geni.org for more information. A sustainable global energy strategy, first proposed by Buckminster Fuller in 1969, to interconnect the abundant renewable energy resources between nations around the world. Benefits include: reducing pollution and climate change, reducing poverty and hunger, and increasing trade, cooperation and peace.


--------------------------------------------------------------------------------
The History of Fuel Cells:

Sir William Grove first demonstrated the technology behind fuel cells in 1839. The gas battery, later named the fuel cell, reversed the well-understood principal of electrolysis to generate an electrical current. Grove's invention was largely a curiosity as the age was captivated by the horseless carriage and the large reserves of petroleum that were being discovered. Fuel cells remained in obscurity until 1960 when the upstart government agency, The National Aeronautic and Space Administration (NASA), began looking for a practical power source for extended missions to space. Through research and development sponsored by NASA and private industry, the fuel cell is poised to become a replacement for the internal combustion engine and impact the utility industry by making energy cleaner, cheaper and portable.

GRADUATE FUEL CELL COMMUNITY

Untuk beberapa dekade yang lalu, h-tek telah dibangun dan perkembangannya bergulir di bidang pendidikan untuk menghasilkan produk. Hari ini, kita sudah memiliki komitmen untuk mempelajari fuel cell melalui peneliti peneliti sehingga berkembang. Dan generasi kita sedang mengerjakan pengembangan fuel cell ini untuk dikomersilkan. Kita percaya bahwa tahun tahun yang akan datang, sistim energi hidrogen sangat krusial untuk diselesaikan lebih dahulu sebab bidang ini akan menyelesaikan persoalan energi bangsa. Sangatlah penting sekarang ini belajar tentang bagaimana teknologi fuel cell hidrogen ini dikerjakan dan bagaimana mengapplikasikan secara nyata. Generasi sebelum kita sudah mengembangkannya tetapi belum cukup ilmunya. Kita harus belajar untuk semua ini. Inilah sebabnya mengapa banyak yang mensponsori kompetisi keilmuan ini di didunia internasional. Sekarang ini, pelajar pelajar kreatif untuk meningkatkan kemampuan mengetahui bagaimana sesungguhnya mengaplikasikan teknologi fuel cel secara rill. Ini menjadi masalah dunia di masa yang akan datang.

Masa yang akan datang kita akan menawarkan cara pendidikan ini dan mensponsori kompetisi seperti misalnya diverifikasi memenuhi grade fuel cell dan elektroliser komersial untuk digunakan di sekolah sekolah, perkantoran dan rumah rumah. Kita melihat kedepan ini masa depan yang terang, karena energi terbarukan ini suatu kekuatan energi di masa mendatang.

------------------------------
Mari bergabung di komuniti ini
daftarkan melalui podoteko@gmail.com
cantumkan : nama, alamat, phone, situs, email, pendidikan terakhir,
---------------------------

List of Patent

  • X-Y Robotic spraying machine for manufacturing MEA fuel Cell
  • Membrane Electrode Assembly Design
  • Ink Formulation Design Method
  • LESTARI 1000 Portable Fuel Cell Power Generator
  • Innovative Open Cathode 500 W Polymer Electrolyte Membrane Air-cooled Fuel Cell Stack
  • SERINDIT – Zero Emission Vehicle
  • Impregnation Process In Making Platinum On Activated Carbon Catalyst
  • LESTARI 5000 Portable Fuel Cell Power Generator

List Award

  • Event Organization: International Invention, Innovation, Industrial Design & Technology (I.Tex) 2005 ;Submitted Project Title: Serindit – Zero Emission Vehicle ; Award: Perak
  • Event Organization: International Invention, Innovation, IndustrialDesign & Technology (I.Tex) 2005 ;Submitted Project Title: Innovative Robotic Spraying Machine Formembrane Electrode Assembly In Pem Fuel Cell -; Award: Perak
  • Event Organization: Expo Science, Technology & Innovation 2004 tanggal 27 – 29 Agustus 2004, Pwtc; Submitted Project Title: 1KW Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell Prototype ; Award: Perak
  • Event Organization: Expo Science, Technology & Innovation 2004 tanggal 27 – 29 Agustus 2004 ;Submitted Project Title: Inovatiove Spraying Technique For Fabrication Of Gas Diffusion Electrode In Fuel Cell ; Award: Gangsa
  • Event Organization: Pameran Penyelidikan dan Pembangunan (R&D) IPTA 30 September – 2 Oktober 2005 Di Pwtc ;Submitted Project Title: Serindit Ii – Fuel Cell Vehicle ; Award: Emas
  • Event Organization: Pameran Penyelidikan dan Pembangunan (R&D) IPTA 30 September – 2 Oktober 2005 Di Pwtc ; Submitted Project Title: Membran Electrode Assembly Design ; Award: Gansa
  • Event Organization: Ekspo Penyelidikan dan Inovasi UKM 2004 Sektor Tenaga dan Mineral ;Submitted Project Title: Sel Bahan Api Membran Polimer Elektrolit Berkuasa 1 KW ; Award: Emas
  • Event Organization: Ekspo Penyelidikan Dan Inovasi UKM 2005 Sektor Bahan, Tenaga dan Alam Sekitar; Submitted Project Title: Reka Bentuk Himpunan Elektrod Membran Membrane Electrode Assembly Design ; Award: Anugrah Istimewa & Emas
  • Event Organization: Ekspo Penyelidikan Dan Inovasi Ukm 2005 Sektor Bahan, Tenaga Dan Alam Sekitar ; Submitted Project Title: Bahan Api Serindit Ii – Fuel Cell Vehicle ; Award: Emas
  • Event Organization: Sektor Teknologi Maklumat Dan Komunikasi ; Submitted Project Title: Unit Penyulingan Suriasolar Desalination Unit; Award: Gangsa
  • Event Organization: International Exhibition of Inventions New Techniques And Products, Geneva 5-9 April 2006; Submitted Project Title: ; Award:
  • Event Organization: Keputusan Pameran I.Ex2006( 19-21mei 2006) Klcc; Submitted Project Title: Serindit Ii – Zero Emission Vehicle ; Award: Pingat Perak dan Anugerah Khas Dari Geneva
  • Event Organization: LESTARI 1000 ; Submitted Project Title: Portable Fuel Cell Power Generator; Award: Emas
  • Event Organization: Innovative Open Cathode 500 W Polymer Electrolyte Membrane Air-cooled Fuel Cell Stack; Submitted Project Title: Serindit I2 i – Zero Emission Vehicle; Award: Emas
  • Event Organization: Innovative 5 kW Polymer Electrolyte Membrane Water-Cooled Fuel Cell Stack ; Submitted Project Title: Portable Fuel Cell Back –Up Power ; Award: Emas
  • Event Organization: LESTARI 5000; Submitted Project Title: Portable Fuel Cell Power Generator ; Award: Emas
  • Event Organization: Direct Methanol Fuel Cell MTE 2008; Submitted Project Title: Portable Fuel Cell Power Generator; Award: Perak
  • Event Organization: Design Advisor tool for Direct Methanol Fuel Cell (MDFC)MTE 2008; Submitted Project Title: Portable Fuel Cell Power Generator ; Award: Perak
  • Event Organization: Multistack DMFC MTE 2008; Submitted Project Title: Portable Application ; Award: Emas dan Anugerah Istimewa
Dr. Rita Sundari, MT
Bidang Kompetensi Ilmu:Teknologi Proses, Analisa Laboratorium dan Stastistik
Language proficiency : English, Germany and Frence

Senior Lecturer in Chemistry – Department of Mining – Faculty of Earth Science and Energy – University Trisakti – Jakarta, English (excellent), French (moderate), German (little), Dutch (little). Study for PhD degree in the application of analytical chemistry in environmental science from Faculty of Science and Technology, University of National Malaysia, Bangi, Malaysia, with final thesis entitled “Analysis of low mercury concentration in selected environment samples by anodic stripping voltammetry, .flow injection mercury system, and atomic absorption spectrometry”,. Study for Postdoctoral Research in Opto-Chemical Sensor at the School of Food Science and Chemical Technology, Faculty of Science and Technology, University of National Malaysia, Bangi, Malaysia. Lecturer of Biochemistry, General Chemistry. Polymer Science, Physical Chemistry/ Thermodynamics, Statistics at Department of Mining, A linear data modeling by feed forward artificial neural network with back propagation algorithm for colorimetric determination. Development of an optical fiber reflectance sensor for copper (II) detection, Spectrofluorimetric determination, Fluorimetric measurement, UV-VIS spectrophotometric determination, Kolmogorov Smirnov test for normal distribution. Joint Seminar Songkla University Thailand and University of National Malaysia in Songkla, National Biosensor Research Colloquium. Intensive Statistical course (SPSS) emphasizing in cluster variables, multivariate analysis, discriminant analysis, and linear regression.
Dr. Ir. M.Syahri, M.T


Bidang Kompetensi Ilmu: Korosi, Maintenance dan Handling
Language proficiency : English

Spesial Mekanik dan Bahan. Berpengalaman dalam bidang Surface facility engineer, Plan of Development TAC, Plan of Further Development East Pamanukan Field, Reviewer Team BP MIGAS, East Kalimantan Gas Deliverability (Vico, Chevron, TOTAL), Integrated Geology, Geophysic and Reservoir Simulation (GG & R). Plan of Development Rengasdengklok Field, Dosen Perancangan Alat Proses, Pengetahuan Keselamatan Pabrik, Bahan Konstruksi dan Korosi, di Jurusan Teknik Kimia di UPN Veteran Yogyakarta . Kajian Kompatibilitas Air Injeksi terhadap Air Formasi pada Oil Recovery, Kajian experimental sistem pemanas air bertenaga surya, Reaktor, 8(1). Performance of a non-metallic unglazed solar water heater with integrated storage system, Renewable Energy, 29. Corrosion Inhibition of AISI-1010 in Carbonate-bicarbonate solution by Sodium benzoate inhibitor, the 10th Asia Pacific Corrosion Control Conference (APCCC-X)-INDOCOR, Oct 27-31,. Oil Production & Surface Facility Heat Exchanger Design and Maintenance. Safe Handling Storage of Hazardous, Material Chemical Hazard Handling. Menjadi korfinator tetap dam membangun tim instructor iptek bidang maintenance industry industry kimia.

Dr. Ir. Agus Santoso Tamsir, MT
Bidang Kompetensi Ilmu: Teknologi Electric, Microelectronik dan Instrumentasi
Language proficiency : English and Germany

Graduated in Doctor Degree (on 12 October 2006 by the Senat of UKM) with thesis entitled Differential Capacitive MEMS Accelerometer with Non-Crossing Sensing Element for Airbag Application) in Institute of Microengineering and nanoelectronics – Universiti Kebangsaan Malaysia (IMENUKM) with specialization on MEMS (Micro-Electro- Mechanical System). Short course on Digital Acquisition System at PAU-ITB (Inter University Centre – Bandung Institute of Technology); Short course on Image Processing at PAU-ITB (Inter University Centre – Bandung Institute of Technology); As visiting researcher at Institut für Hochfrequenztechnik – Reinische Technische Hochschule Aachen (RWTH Aachen) –Germany; Summer School on – The Engineering Sciences in Indonesia Between University and Industry, at ITB - Bandung, Organized by ITB – DAAD Germany; As visiting researcher at Institut für Halbleitertechnik – Technische Universität Braunschweig (TU Braunschweig) – Germany; Summer school on Computer Engineering and Information Technology at School of Computer Engineering – Asian Institute of Technology (AIT) in collaboration with DAAD Germany – Bangkok – Thailand; Workshop on Semiconductor Technology at Institute of Microengineering and Nanoelectronic (IMEN) – UKM – Bangi Malaysia. ; Workshop on Intellisuite MEMS CAD Tools program at Institute of Microengineering and Nanoelectronic (IMEN) –UKM – Bangi – Malaysia ; Workshop on Coventorware MEMS CAD Tools program at Institute of Microengineering and Nanoelectronic (IMEN) – UKM – Bangi – Malaysia.Working Experience : Berechnung der Ankoppelverluste einer Glasfaser an einen integrierte-optischen Wellenleiter, in RWTH Aachen –Germany Design and Simulation of Optical Performance of 1.55 μm GaInAsP/InP Semiconductor Laser with Intrinsic Single Mode Layers – Master thesis Optical Amplifier with GaInAsP/InP Semiconductor Material for Optical Communication using Liquid Phase Epitaxial Fabrication Equipment – 4th Indonesian Strategic Integrated. The Development of Tunable Semiconductor Laser in Long Wavelength – University Research Grant for Education – as Research team members – with Prof.Dr.Ir. Djoko Hartanto MSc as the Principal Investigator of the research project Study of Dry Etch-Rate of Ion Beam Etcher of SiO2, Si3N4 and Titanium, in Technische Universität Braunschweig (TU Braunschweig) – Germany Differential Capacitive MEMS Accelerometer with Non- Crossing Sensing Element for Airbag Application, in Institute of Microengineering and Nanoelectronics – Universiti Kebangsaan Malaysia (IMEN-UKM), Conducting research on microfluidic under MIMOS Bhd Conducting research on gyroscope under MIMOS Bhd Conducting research on EMIFET (Electro-Magnetic Field Effect Transistor) under MIMOS Bhd Conducting research on huMIMOS (humidity/moisture) sensor Under MIMOS Bhd. Managing MOEMS & Physical Sensor Research Group under MIMOS Bhd and conducting research on Single and Multilayers Electrode humidity sensors using Polyimide as vapour absorbent. Managing MOEMS & Physical Sensor Research Group under, MIMOS Bhd and conducting research on Fringing Electric, Field Double Spatial Wavelength Interdigital Dielectrometric, Soil Moisture Sensors and MEMS Vibratory Floated Bridge, Interdigital Dielectrometric Sensors. Conducting research on Micro Energy under MIMOS Bhd. Patent : ‘Capacitive Area-Changed MEMS Gyroscope with Adjustable ResonanceFrequencies’ by inventor/s – DR. Agus Santoso Tamsir, and now FILED under MIMOS Bhd in Malaysia.2. ‘EMIFET (Electro-Magnetic Field Effect Transistor) as dielectrometric sensor’ by inventor/s – DR. Agus Santoso Tamsir, Dzuzlindah Muhammad Alias, Suraya Sulaiman, Azlan Zakaria, Mohd. Ismahadi Syono, and Rozina Abdul Rani, and now FILED under MIMOS Bhd in Malaysia. 3. ‘Multi-layers electrode huMIMOS (huMIdity/MOiSture) sensors’ by inventors– DR. Agus Santoso Tamsir, Azrif Manut, Dzuzlindah Muhammad Alias, Suraya Sulaiman, and Azlan Zakaria, and now FILED under MIMOS Bhd in Malaysia. 4. ‘MEMS Vibratory Floated Bridge Interdigital Dielectrometric Sensors’ by inventors – DR. Agus Santoso Tamsir, Suraya Sulaiman, Dzuzlindah Muhammad Alias, Azrif Manut, and Azlan Zakaria, and now FILED under MIMOS Bhd in Malaysia. 5. ‘Double Spatial Wavelength Interdigital Dielectrometric Soil Moisture Sensors’ by inventors – DR. Agus Santoso Tamsir, Dzuzlindah Muhammad Alias, Azrif Manut, Suraya Sulaiman, and Meilana Siswanto, and now FILED under MIMOS Bhd in Malaysia. 6. ‘Novel Fabrication Process of Multi-layers Electrode huMIMOS (huMIdity/MoiSture) sensors’ by inventors – Suraya Sulaiman, DR. Agus Santoso Tamsir, Azrif Manut, Dzuzlindah Muhammad Alias, and Azlina Zain’, and now FILED under MIMOS Bhd in Malaysia. 7. ‘A Prismatic Structure for Harvesting Energy from Ambient Sources’ by inventors – A.S.M. Mukter-Uz-Zaman, DR. Agus Santoso Tamsir, Mohammad Shaharia Bhuyan, Prof. Dr. Masuri Othman, and Suraya Sulaiman, and now FILED under MIMOS Bhd in Malaysia. 8. ‘An Apparatus for Maximum Detection of Vibrating Energy for Power Harvester’ by inventors – A.S.M. Mukter-Uz-Zaman, DR. Agus Santoso Tamsir, Khairul Hakimin Zainuddin, Mohammad Shaharia Bhuyan, Prof. Dr. Masuri Othman, and Suraya Sulaiman, and now FILED under MIMOS Bhd in Malaysia. 9. ‘A Novel Prisomic Apparatus Capable of Energy Harvesting from Ambient Sources’ by inventors – A.S.M. Mukter-Uz-Zaman, Suraya Sulaiman, Mohammad Shaharia Bhuyan, DR. Agus Santoso Tamsir, and Prof. Dr. Masuri Othman, and now FILED under MIMOS Bhd in Malaysia. 10. ‘Integrated Sensor System for Soil Moisture Sensor with Serial Digital Output’ by inventors – Rozaimah Baharim, Hasmayadi Abdul Majid, Mohd Shahiman Sulaiman, DR. Agus Santoso Tamsir, Yuzman Yusoff, Wee Leong Son, Nabihah Razali, Rohana Musa, Rozaimah Baharim, Hanif Che Lah, Rohaya Abdul Wahab, Tan Kong Yew, Sharifah Saleh, Nazaliza Othman, and now FILED under MIMOS Bhd in Malaysia.Publications : [1] The Analysis of Gate Current in Thin – Oxide – Channel MOSFETs,. [2] Active-Region Spatial Calculation Methods of 1.55 μm GaInAsP/InP Bundle-Integrated-Guide Distributed-Bragg-Reflector (BIGDBR) Laser, The Growth Characterization of GaInAsP/InP Waverguide for Photonic Device, The Characterization of GaInAsP/InP Semiconductor Layer Thickness for Photonic Device, [5] The Calculation of Confinement Factor and Threshold Current of 1.55 μm GaInAsP/InP Laser Diode with Single-Mode Layers, [6] Wavelength Characterization of GaInAsP/InP Growth Waveguide Using LPE in 1.17 μm Wavelength,.[7] A Preparation to Fabricate Basic Long Wavelength Optical Devices Using LPE, Fabrication and Characterization of DCPBH (Double Channel Planar Buried Heterostructure), [9] Growth Properties of GaInAsP/InP Semiconductor Layers for Optoelectronic Devices Using LPE, International Conference on Microelectronics (ICM – 97), [10] The Analysis of the Ratio of Coupling and Wave Difference Factor of Taper Waveguide, [11] Visualization of Performance Characteristic of GaInAsP/InP BID-DBR LD Cavity, [12] The Influence of Bandgap Narrowing (Eg) on Current Density (Jc), Ideality Factor (n), and Early Voltage (Va) in Si – Si1-xGex, [13] The model of Bandgap Narrowing as a Function of Heavy – Doping Concentration and Ge Mole – Fraction in SiGe HBT [14] The Characterization of Spectral – Width of GaAs Laser Semiconductor Spectrum for Tunable Laser Diode Design, [15] Approximation of Ideal Dispersion Management in Long Distance Soliton Transmission, [16] Analysis of Wavelength Channel Number of Sampled – Grating DBR Lasers, [17] The Characterization of UHV System of the Growth Chamber of MBE 32P in PPME UKM - Telekom Malaysia,. [18] The Optimization of Mechanical Harmonic Modes of the 75g Balanced Weight Distribution Capacitive Accelerometer, [19] Analytical Study on the Capacitive Accelerometer’s Fingers in Microelectromechanical Systems (MEMS),. [20] Analysis of Amplitude Scaling Ratio of Capacitive Accelerometer, [21] The optimization of Mechanical Harmonic Modes of the 75g Balanced Weight Distribution Capacitive Accelerometer, [22], Sagging Analysis of a MEMS Lateral Area- Changed Capacitive Accelerometer for Low-g Applications, [23] The Development of Capacitive MEMS Accelerometer for Automotive Application in IMEN-UKM Laboratory,. [24], Area-Changed Capacitive Accelerometer Using 3-Mask Fabrication Proces,[25] Geometrical Analysis of Capacitive Accelerometer using Mechanical Harmonic Modes, [26], Spring Constant and von-Mises Stress of a Non- Crossing Differential Capacitive Accelerometer, [27] Improvement of Non-Linear Sensitivity of a Capacitive-Type Accelerometer Using Compensation, DTIP’2004 of MEMS and MOEMS , [28] Finger Beam Geometrical Behavior Analysis of a Non-Crossing Differential Capacitive MEMS Accelerometer, [29] Rekabentuk dan Fabrikasi Esselerometer Kapasitif MEMS untuk Aplikasi Beg Udara, [30] Rekabentuk dan Fabrikasi Esselerometer Kapasitif MEM untuk Pecutan (g) Rendah, [31] Touch Mode MEMS Capacitive Pressure Sensors Operating at High Temperature,.

Produk komersial Teknologi Fuel Cell (4)

• Carbon paper
• Bipolar plate
• Gas diffusion layer
• Gas diffusion electrode
• Membran termodifikasi
• Bahan Kimia Katalis
• Berbagai Stack Fuel cell dengan ukuran densiti arus dan watt
• Portable fuel cell
• Motor fuel cell
• Mobil fuel cell
• Pembangkit tenaga lstrik dari Hidro, angin, surya dan sebagainya
• Stack Hidrolizer
• Stasiun Pengisian Hidrogen

Tuntutan komersialisasi fuel cell (3)

Tuntutan komersialisasi PEMFC adalah menghasilkan PEMFC yang ringan, ukuran kecil, masa pakai lebih lama sehingga harga sel dapat bersaing dengan mesin konvensional. Harga komponen yang menyusun sel bahan bakar semua mahal. Katalis (Platina) merupakan komponen yang paling mahal disusul urutan kedua membrane elektrolit, plat dua kutub, lapisan difusi gas pengumpul arus mencapai 70 % dari semua biaya produksi sehingga usaha yang perlu dilakukan berikut.

Mengurangi penggunaan katalis dengan cara menggunakan teknik pelapisan yang tepat sehingga dapat menghasilkan lapisan katalis yang sangat tipis (10 mikro m) dengan luas permukaan aktif yang tinggi sehingga efisiensi katalis akan naik.

Mencari logam lain atau paduan logan yang tidak sensitif terhadap racun CO. Misalkan dengan menggunakan paduan logan Pt-Ru. Paduan logam Pt-Ru lebih tahan terhadap CO akan tetapi aktifitas Ru lebih rendah dari Pt sehingga memerlukan jumlah logan Ru jauh lebih banyak dari Pt.
Menaikan suhu operasi sel diatas 100C. Dengan mengganti membran Nafion dengan membran komposit yang lebih stabil pada suhu operasi yang tinggi.

Menggunakan membran yang tidak memerlukan air untuk menghantarkan proton. Seperti yang kini sudah diproduksi oleh Jepang dengan merek dagang Fumion. Membran ini dapat digunakan sampai suhu 170C pada humiditas yang rendah. Penelitian untuk menggantikan Nafion terus dilakukan dengan tujuan untuk mencari membran yang stabil pada suhu tinggi dan harganya murah. Membran komposit organik/anorganik merupakan salah satu membran yang sedang mendapat perhatian dikalangan penliti karena dapat mengurangi pembengkakan (swelling) dan pengkerutan (shrinking)

Distribusi dan penyediaan hidrogen. Hidrogen dihasilkan dari proses reforming kemudian dimurnikan dengan sistem pemurnian (pressure swing absorbtion, PSA), dan dicairkan dengan cara ditekan sampai tekanan 25-35 Mpa dan disimpan pada tekanan tersebut. Sampai saat ini Jepang sudah memproduksi hidrogen dari Naptha, gas alam, gasoline, limbah pabrik baja, dan methanol dengan kapasitas masing-masing kurang lebih 4,5-200 kg hidrogen cair/jam.

Produksi hidrogen yang murah dari air dengan bantuan photocatalyst masih terus dikembangkan dan sampai saat ini belum berhasil ditemukan katalis yang sesuai untuk dapat memproduksi hidrogen dalam jumlah besar. Teknolgi yang rumit dalam penyimpanan dan distribusi serta teknik pemurnian hidrogen membuat harga hidrogen masih mahal. Walapun demikian di Jepang bahan bakar hidrogen sudah dapat disediakan secara kontinyu sebagai bahan bakar kendaraan yang menggunakan fuel cell.

Pabrikasi Stack Fuel Cell (2)

Pabrikasi PEMFC dapat dilakukan dengan mudah dari komponen-komponen sel yang sudah tersedia di pasaran. Ada beberapa lembaga komersial seperti (Gore, E-TEK, DuPont, Asahi, Gashub) yang menyediakan komponen-komponen seperti kertas/kain karbon, katalis, membran elektrolit, plat dua kutub, pengumpul arus dan perlengkapan sel yang lain Apabila dimulai dari komponen-komponen yang tersedia, pembuatan sel dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu

Pembuatan lapisan penyerapan gas
Pembuatan lapisan elektrod
Assembli membran-elektrod (MEA)
Membuat sel tunggal PEMFC
Pengujian kinerja sel tunggal dengan Fuel cell test system (FCTS)
Membuat multi stack dari gabungan beberapa sel tunggal

Pembuatan lapisan difusi gas atau gas diffusion layer (GDL) dibuat dari Bahan bahan GDL kain/kertas karbon, partikel karbon (Vulcan XC 72 R), pelarut alkohol dan polytetrafluoroethylene (PTFE 60%) dengan perbandingan tertentu diaduk dengan pengaduk ultrasonic stirrer selama kurang lebih 30 menit sampai membentuk emulsi yang merata. Kemudian dituang diatas kain/kertas karbon dengan cara spray atau casting kemudian untuk menguapkan alkohol (pelarut) GDL dipanaskan di dalam open pada suhu 1200C selama 2 jam. Fungsi lapisan GDL ini sebagai penyangga lapisan katalis dan sebagai distributor gas dan juga sebagai penghantar elektron.

Pembuatan elektrod (anod dan katod) dibuat dari bahan-bahan lapisan katalis: Partikel katalis platina yang disangga diatas partikel karbon (Pt/C 20%), pelarut alkohol, air dan larutan Nafion 5 %. Pertama partikel katalis Pt/C 20 % dicampur dengan air sampai seluruh partikel basah, kemudian ditambah dengan larutan Nafion 5 % diaduk selama 20 menit, kemudian untuk membentuk cairan dengan kekentalan yang diinginkan, ditambahkan pengencer alkohol dan diaduk kembali kemudian dilapiskan diatas GDL dengan cara semprot atau tuang membentuk elektrod. Selanjutnya elektrod yang masih basah dikeringkan di dalam open atmosperis pada suhu 105C selama 1 jam kemudian dikeringkan di dalam open vakum pada suhu 80C selama 30 menit untuk mendapatkan elektrod yang siap dirakit dengan membran elektrolit,

Membrane electrode assemblies (MEA) terdiri dari dua buah elektrod (anod dan katod), satu membran elektrolit dengan urutan elektrod (anod), membran, elektrod (katod). Membran berada di tengah diantara katod dan anod. Untuk menyatukan ketiga komponen tersebut menggunakan penekanan panas pada tekanan 70 atm, suhu 130C selama 2 menit terbentuk MEA.

--------------------------------------------------------------------------

he benefits of Fuel Cells

* Environmental
Fuel Cells achieve high fuel efficiencies while emitting extremely low emissions.
* Engineering
Fuel cells operate on a wide variety of fuels, utilize electrochemical reactions and contain no moving parts. These features make them simple to operate, quiet and extremely reliable.

One advantage of fuel cells is their fuel flexibility. With the proper reforming technology, fuel cells can extract hydrogen from a wide variety of currently available fossil fuels (e.g. natural gas, methanol, coal, etc.). From fossil fuels, fuel cells utilize one natural element as their fuel, hydrogen, the most abundant element on Earth. In addition to fossil fuels, hydrogen can be generated renewably from water and other photobiological means.

There are four main types of fuel cells distinguished by the electrolyte used in the individual cells. The different types of fuel cells are; polymer electrolyte membrane or proton exchange membrane (PEM), molten

Bloking air pada elektroda hasil reaksi (4)

Air merupakan satu-satunya hasil reaksi elektrokimia dari hidrogen dan oksigen. Reaksi pembentukan air berlangsung dipermukaan katoda. Pada arus yang tinggi, reaksi pembentukan air sangat cepat dan apabila penguapan air lebih lambat dari pembentukan air, maka sebagian air akan menutupi permukaan katoda. Kelebihan air juga menyebabkan membran membengkak (swell). Pada kondisi ini, reaksi akan berhenti dan voltage serta arus akan turun dengan tajam mencapai titik terndah. Untuk mengatasi masalah ini, suhu operasi sel harus tinggi akan tetapi pada suhu tinggi dan humiditas yang rendah, membran akan mengekrut. Agar humiditas gas tetap tinggi pada suhu tinggi, tekanan gas yang masuk harus dinaikan diatas 1 atm. Sehingga memerlukan kompresor. Sampai saat ini masalah pengaturan air masih belum dapat diatasi dengan sempurrna.

Tantangan pada Katalis (Pt/C)(3)

Katalis yang digunakan di dalam PEMFC adalah logam platina yang disangga oleh partikel karbon (Pt/C). Pada suhu rendah, CO akan berkompetisi dengan hidrogen terserap di permukaan katalis. Karena pada suhu rendah energi aktifasi adsorbsi CO mendekati energi aktivasi adsorbsi hidrogen konsekwensinya, kandungan CO di dalam bahan bakar harus rendah dibawah 10 ppm. Penyerapan CO dapat dikurangi apabila suhunya dinaikan. Karena pada suhu suhu tinggi penyerapan hidrogen jauh lebih cepat dibandingkan CO sehingga operasi pada suhu tinggi lebih menguntungkan. Disamping reaksi lebih cepat pada suhu tinggi, dan yang kedua ketahanan katalis terhadap racun CO makin tinggi. Dengan demikian kandungan CO di dalam bahan bakar hydrogen dapat lebih tinggi dari 10 ppm. Ini sangat menguntungkan karena selama ini bahan bakar hidrogen yang digunakan sebagai bahan bakar sel dihasilkan dari proses eforming yang mengandung CO lebih dari 100 ppm. Suhu operasi tinggi dapat mengeleminasi proses pemurnian hidrogen.

lanjutkan ke Bloking air pada elektroda....

Tantangan pada Membran elektrolit Nafion (2)

Membran elektrolit Nafion yang selama ini digunakan sebagai penghantar proton di dalam PEMFC sangat sensitif terhadap perubahan kondisi (suhu) dan humiditas. Konduktivitas membran tinggi apabila dalam kondisi jenuh oleh air. Pada suhu tinggi diatas 60C kecepatan penguapan air lebih cepat sehingga kemungkinan membrane akan kering. Pada kondisi kering, membran akan mengkerut dan sebaliknya pada kondisi kelebihan air, membrane akan membengkak. Pengkerutan dan pembengkakan membrane akan merusak sambungan permukaan antara membran dan elektrod. Kerusakan sambungan akan menurunkan tenaga yang dihasilkan. Agar supaya membran tetap jenuh oleh air, gas hidrogen dan udara yang masuk ke dalam sel harus dijenuhkan terlebih dahulu dengan cara memasang humidifier di luar sel. Perlu dilakukan pengem bangan membran Nafion sehingga harganya tidak mahal.

lanjut ke tantangan pada...

Infrastruktur (1)

Komersialisasi memerlukan infrastruktur yang memadai terutama kemudahan di dalam distribusi hidrogen yang meliputi, sistem pemipaan, tersedianya truk pengangkut, stasium pengisian bahan bakar, dan industri yang memproduksi hidrogen. Sumber hidrogen banyak tersedia di alam Indonesia sebagai bahan yang dapat terbarukan misalkan biomass, air, limbah industri (baja dan soda), limbah gas kota, minyak nabati disamping fraksi minyak bumi seperti (gasoline, naphta, methanol, ethanol, gas alam dll). Selain itu, SDA dapat kita konsep satu siklus yang saya sebut Eko sistim Zat Air indonesia.

Optimisme Komesial (1)

Jika kita melihat perkembangan di negara-negara industri, komersialisasi PEMFC mendapatkan perhatian yang istimewa karena PEMFC adalah fuel cell yang akan dikembangkan sebagai sumber tenaga penggerak mobil untuk menggantikan mesin konvensional. Jepang, Jerman dan AS sangat optimis bahwa pada tahun 2020, mobil fuel cell berhasil dikomersialisasikan dengan harga yang kompetitif dengan mobil konvensional. Perkembangan PEMFC ini fantastis sehingga kita lebih memfokus untuk membicarakan mengenai PEMFC. Untuk pengembangan menuju komersialisasi sel bahan bakar hidrogen membran elektrolit (PEMFC) sasaran yang ingin dicapai adalah Fleksibel, Efisiensi tenaga tinggi dan Start up dan shut down mudah dan cepat.

lanjutkan ke Tantangan ..............

PEM Fuel Cell (PEMFC)(7)

PEMFC adalah jenis fuel cell yang banyak di kembangkan untuk transportasi dan sudah berbagai pengusaha auto memproduksi dan memasarkannya. Pada PEMFC, himpunan elektroda membran (MEA) merupakan bagian fuel cell yang paling penting karena didalamnya terdapat elektroda yang aktif untuk melakukan reaksi elektrokimia antara bahan bakar hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik dan air. MEA ini, terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan difusi gas atau gas diffusiso layer (GDL), lapisan katalis (catalyst layer) dan membrane electrolit (electrolyte) yang disusun berdasarkan urutan Lapisan diffusi gas (GDL), lapisan katalis (anoda), membran elektrolit, katalis (katoda) dan lapisan diffusi gas (GDL). Tugas lapisan difusi gas untuk mendistribusikan gas reaktan maupun produk hasil reaksi dari dan kepermukaan elektroda. Di sisi anoda GDL mempunyai peranan sebagai penghantar elektron dan juga berperan sebagai media penghantar molekul hidrogen dari saluran pemasukan hidrogen ke permukaan katalis. Di sisi katoda GDL berperan sebagai penghantar elektron dari external circuit ke permukaan katoda dan sebagai distributor oksigen. Dengan demikian lapisan difusi gas (GDL) harus memiliki porositas tertentu agar hambatan perpindahan masa kecil. Lapisan GDL memiliki sifat hidrophobik agar molekul air mudah dibebaskan. Lapisan difusi gas dibuat dari penyangga (kertas/kain karbon) dan lapisan karbon yang dikembangkan dari karbon nanotub. Diatas lapisan difusi gas adalah lapisan katalis. Lapisan difusi gas dan lapisan katalis disebut elektroda. Lapisan katalis berfungsi sebagai permukaan aktif untuk mempercepat reaksi. Kinerja sel dipengaruhi oleh dua parameter yaitu parameter kinetika reaksi dan parameter perpindahan muatan (elektron dan proton) dan kecepatan perpindahan masa reaktan dan hasil reaksi. Kinetika reaksi dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan konsentrasi reaktan. Makin tinggi temperatur reaksi makin cepat. Tekanan berhubungan dengan konsentrasi reaktan, makin tinggi tekanan, konsentrasi juga makin tinggi sehingga reaksi makin cepat. Kecepatan reaksi akan menentukan besar tenaga yang dihasilkan, sehingga makin tinggi temperatur dan tekanan efesiensi tenaga makin tinggi. Masing-masing lapisan dapat dilihat pada tabel ini.

Direct methanol/Ethanol fuel Cell (DMFC)(6)

Sel DMFC/DEFC dikembangkan untuk membuat sel yang dapat bekerja dengan menggunakan bahan bakar cair seperti methanol atau etanol. Secara umum jenis ini digunakan untuk menghasilkan mikro watt sampai 10 watt untuk keperluan energi alat alat kecil seperti labtop, calculator dan hand pone yang banya dikembangkan di cina , taiwan dan korea. Sampai saat ini DMFC/DEFC masih dalam pengembangan ke arah komersial. Hambatan komersialisasi sel ini, membran elektrolit menggunakan Nafion yang permeabel terhadap methanol/ethanol. Hambatan yang kedua adalah deaktifasi katalis Pt oleh CO yang dihasilkan oleh reaksi dan pengeluaran CO2 dari sistim. Adsorbsi CO di permukaan katalis akan menghalangi adsorbsi hidrogen sehingga reaksi akan berhenti. Penelitian selanjutnya kini sedang dikembangkan untuk membuat membran komposit yang tidak permeabel terhadap methanol/ethanol. Reaksi secara umum di sisi anod dan katod ini.


lanjut ke bagian 7 .....

Solid oxide fuel cell (SOFC) (5)

Bekerja pada suhu tinggi sehingga kesulitan yang timbul adalah waktu start up dan start down lama. Juga kemungkinan pecah dari alat-alat membuat pengamanan SOFC sulit. Elektrolit menggunakan bahan keramik seperti kalsium oksida atau zirconium oksida. Suhu operasi 700C- 1000C. Pada suhu tinggi ion oksigen bermuatan negatif bergerak melalui kekisi kristal menuju anoda. Sementara itu, molekul hidrogen di anoda dioksidasi oleh ion oksigen menghasilkan ion hidrogen dan membebaskan elektron. Elektron keluar dari sistem melalui external circuit untuk listrik dan masuk ke sisi katod. Bentuk keseluruhan dari SOFC adalah tubular yang memiliki kelemahan suhunya terlalu tinggi yang dapat menyebabkan oksida padat dapat pecah. Sedangkan keunggulannya tidak memerlukan reformer dan limbah panas boleh digunakan sebagai penbangkit listrik. SOFC ini, sama seperti molten carbonat fuel cell SOFC yang bekerja pada suhu tinggi dan menggunakan bahan bakar yang sama dengan jenis sel lainya. Ukuranya yang relatif kecil cocok untuk yang padat penduduknya. Dibawah ini ditampilkan gambar dan mekanisme kerja SOFC.


Lanjut ke bagian 6 ...

Phosphoric acid fuel cell (PAFC) (4)

Pada Phosporic acid fuel cell (PAFC) asam phospat digunakan sebagai elektrolit dan Pt sebagai anoda dan katoda. Bahan bakarnya menggunakan hidrogen dan oksigen. Suhu pengoperasian 120-200C sehingga Hidrogen tidak perlu murni dan ketahanan katalis terhadap CO cukup tinggi. Kandungan karbon monoksida di dalam bahan bakar hidrogen sekitar 1.5 %. Mekanisme kerja PAFC sama dengan PEMFC dimana Hidrogen pada sisi anoda dioksidasi menjadi proton dan elektron. Melalui elektrolit, proton berpindah dari anoda ke katoda. Elektron keluar dari sel melalui external circuit sebagai energi listrik dan kemudian kembali ke katoda. Di sisi katoda elektron, proton dan oksigen bereaksi menghasilkan air. Keuntunganya bila dibandingkan dengan sel bahan bakar hidrogen membran elektrolit atau PEMFC suhunya relatif lebih tinggi dan katalis lebih toleran terhadap racun CO. Keuntungan yang lain adalah asam phospat dapat dioperasikan diatas titik didih air. PAFC ini memerlukan reformer yang diletakkan di luar sel untuk menghasilkan hidrogen dari bahan bakar minyak bumi. Apabila sebagai bahan bakar menggunakan gasoline, maka sulfur harus dihilangkan terlebih dahulu dari hidrogen agar tidak merusak katalis. Efisiensi PAFC ini rendah sekitar 40-50 % , tetapi sudah mulai dikomersilkan untuk menghasilkan listrik 200 kW sampai dengan 11 MW. Pada krisis energi dunia tahun 1970 riset Los Alamos National Laboratory mulai mempelajari sel bahan bakar ini, sebagai sumber tenaga penggerak kendaraan. Pada tahun 1994 sebuah bis digerakan oleh PAFC. Reaksi di sisi anod dan katod dapat seperti ini.
Phosphoric acid fuel cell (SAFC)

Lanjutan ke 5...

Molten Carbonat Fuel Cell (MCFC)(3)

Jenis Molten Carbonet Fuel Cell (MCFC), menggunakan garam natrium karbonat sebagai elektrolit. Garam karbonat dipanaskan sampai dengan 650C sehingga meleleh. Lelehan garan dapat menghantarkan ion karbonat melalui elektrolit dari katodake anoda. Di sisi anoda ion karbonat bereaksi dengan hidrogen menghasilkan air, karbondioksida dan elektron MCFC. Elektron ini sebagai tenaga listrik dan kembali lagi ke katoda. Oksigen dari udara dan karbondiosida bereaksi dengan elektron membentuk ion karbonium yang dihantar oleh elektrolit menuju ke sisi anoda kembali. Reaksi berlangsung pada suhu 650C. Dengan suhu yang tinggi ini, kita dapat menggunakan bermacam-macam bahan bakar yang dapat dikonversi untuk menghasilkan hidrogen dan sangat menguntungkan sebab ketahanan katalis terhadap racun karbon dioksida akan lebih tinggi. MCFC ini menggunakan katalis Nikel yang lebih murah dari pada platina. Pada suhu operasi yang digunakan sebesar 650C batu bara lebih sesuai untuk bahan bakar sel. Panas buangan digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik yang lain. Akan tetapi suhun tinggi menyebakan pengamanannya susah. MCFC telah dibuat untuk memproduksi energi lestrik sebesar 2 MW. Kerugian jika dibandingkan dengan jenis sel yang lain, prosesnya tidak sederhana karena menggunakan elektrolit cair. Kerugian yang kedua, ion karbonat elektrolit selalu digunakan untuk reaksi di sisi anoda, sehingga harus sering diganti dengan cara menginjeksikan karbon dioksida dari luar sel. Lebih jelasnya reaksi anoda dan katoda MCFC dapat dilihat dibawah ini. Ada pertanyaan ?




Lanjut ke bagian 4 ....

Alkali Fuel cell (AFC)(2)

Alkali Fuel Cell (AFC) ini, menggunakan elektrolit larutan kalium hidroksida atau larutan alkali. Suhu pengoperasian antara 150C-200C dengan menggunakan bahan bakar hidrogen dan oksigen murni dan bebas karbon dioksida. Pengotor dalam AFC ini, dapat menyebabkan reaksi samping dan karbon dioksida akan bereaksi dengan elektrolit membentuk endapan karbonat yang akan menutup permukaan katalis dan menghambat reaksi dipermukaan anoda dan katoda. AFC ini, telah digunakan sebagai sumber pembangkit listrik. Mekanisme kerjanya dimulai dari reaksi air. Oksigen di katoda menghasilkan ion hidroksil (OH-) yang melewati ektrolit menuju sisi anoda. Di anoda hidrogen akan bereaksi dengan ion hidroksil menghasilkan air dan membebaskan elektron. Elektron dari anoda keluar sebagai tenaga listrik kemudian kembali ke sisi katod. Di sisi katoda elektron bereaksi dengan oksigen dan air menghasilkan ion hidroksil kembali. Ada pertanyaan? Untuk lebih jelas ditampilkan mekanisme kerja (AFC).

Lanjut ke 3....

PEM Fuel Cell (1)

Sel bahan bakar hidrogen terdiri dari tiga bagian utama yang perlu diketahui yaitu dua buah elektrod (anoda dan katoda) dan satu elektrolit. Selain itu, ada lagi plat dua kutub (bipolar plate) sebagai pengumpul arus (current collector), sistim saluran elektron (lstrik) yang dihasilkan diluar sel yang menghubungkan anoda dan katoda (external circuit).

Elektrod baik anoda maupun katoda dilapiskan diatas penyangga (substrate). Sel dibuat dengan menyatukan tiga komponen dengan urutan elektrod (anoda), membran elektrolit dan katoda yang disebut MEA. Anoda mengoksidasi hidrogen menjadi proton dan elektron. Reaksi di sisi anoda hidrogen menjadi 2 proton dan menghasilkan 2 elektron bermuatan negatif dan proton bermuatan positif. Untuk memisahkan proton dan elektron diperlukan elektrolit yang bermuatan negatif agar dapat dilalui oleh proton akan tetapi menolak elektron. Elektron keluar dari sel melalui external circuit menghasilkan listrik kemudian masuk ke sisi katoda. Sebagai elektrolit di dalam PEMFC adalah membran polyperfluorosulfonate acid (PFSA) Nafion. Membran ini permeabel terhadap proton dan mengantarkan proton dari sisi anoda ke sisi katoda dengan gaya elektro osmosis (electro osmotic drag) dan gaya tekanan hidrostatik. Plat dua kutub berfungsi sebagai penghantar elektron terbuat dari bahan komposit (karbon/polimer). Adapun Elektrolit merupakan bagian sel yang penting sesudah katalis yang berfungsi mengantar ion dari sisi anod ke sisi katod atau sebaliknya. Setiap jenis sel menggunakan elektrolit yang berbeda. PEM (proton exchange membrane) untuk PEMFC dan DMFC, Alkali fuel cell menggunakan larutan alkali (KOH) sebagai elektrolit, oksida padat digunakan sebagai elektrolit SOFC, lelehan garan karbonat sebagai elektrolit MCFC, asam phospat sebagai elektrolit PAFC. Selanjutnya jenis elektrolit ini menentukan kondisi operasi dan mekanisme kerja sel.

Lanjut ke 2....

Jenis Fuel Cell (bagian 2)

Setiap jenis sel memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan sel yang bekerja pada suhu dibawah 2000C yaitu, AFC, PEMFC, PAFC dan DMFC, waktu start up dan shut down lebih cepat, mudah dibuat, penggunaannya luas. Kerugiannya, katalis mudah terdeaktivasi oleh pengotor terutama CO yang ada di dalam hidrogen yang dapat bereaksi dengan katalisator. Kerugian yang lain tidak bisa menggunakan bahan bakar cair langsung. Sel SOFC, MCFC beroperasi pada suhu diatas 2000C memungkinkan menggunakan bahan bakar padat seperti batu bara atau bahan bakar cair seperti gasoline langsung tanpa melalui reformer. Panas buangan dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit uap. Katalis tidak perlu logam mulia dan katalis lebih tahan terhadap CO. Kelemahn sel ini beroperasi pada suhu tinggi sehingga waktu start up dan shut down lama, susah mencari bahan yang tahan terhadap suhu tinggi dan karena perbedaan suhu start up dan shut down relatif besar, maka ada kemungkinan sel akan pecah. Penggunaan sel terbatas untuk menyediakan tenaga skala besar misalkan pusat-pusat pembangkit listrik.

baca lanjutan ke 7


===============================================================================

Fuel Cells Verses Other Renewable Energies:

When a solar or wind system is coupled with an electrolyzer, the fuel cell system provides a completely renewable source of electricity. By generating hydrogen with a renewable system, the hydrogen becomes a storage medium for the energy contained in the captured sunlight or wind..

Automotive Batteries Verses Fuel Cells:

Vehicles powered by fuel cells combine the attractive advantages of battery-powered cars and the convenience of an internal combustion engine. Fuel cells operate quietly and are zero to low emissions, comparable to a battery-powered vehicle. Fuel cell powered vehicles offer the range, power, responsiveness and rapid fueling that the internal combustion engine provides. Unlike battery-powered cars, fuel cells do not require lengthy recharge times. The batteries used in automobiles are extremely heavy which limits the vehicles range and capacity. The batteries are also composed of toxic materials and have a limited lifetime and must be recycled. Fuel cell vehicles operating on pure hydrogen produce only water vapor and heat as emissions while fuel cells reforming fossil fuels into hydrogen would be classified as ultra-low emission vehicles.

Jenis Fuel Cell (bagian 1)

Sampai saat ini sudah dikenal 6 sel bahan bakar (Fuel Cell) yang dibedakan berdasarkan pada elektrolit yang digunakan dan kondisi operasi (suhu dan tekanan) sel. Keenam sel tersebut ialah Proton exchange membrane fuel cell (PEMFC), Alkali Fuel Cell (AFC), Molten Carbonat Fuel Cell (MCFC), Posphoric Acid Fuel Cell (PAFC), Solid Oxide Fuel Cell (SOFC) dan Direct Methanol-Ethanol Fuel Cell (DMFC/DEFC).

Diantara 6 jenis, fuel cell hidrogen membran elektrolit (PEMFC) dan sekaligus paling banyak mendapakan perhatian di seluruh Negara. Ini karena memiliki kelebihan dibandingkan mesin konvensional. Sel ini menggunakan elektrolit padat yang disebut (proton exchange membrane, PEM ) yang mudah dibuat, efesiensi tenaga hampir dua kali lipat dibandingkan dengan efisiensi mesin konvensional. Hasil reaksi elektrokimia hanya air (zero emission), bersifat modular, tidak ada masalah korosi, masa pakai mencapai 11.000 jam, tidak mengeluarkan bunyi dan dapat diaplikasikan untuk alat yang bergerak maupun alat alat yang tak mudah alih. Sel bahan hidrogen merupakan salah satu alat penghasil tenaga yang merubah energi elektrokimia secara langsung menjadi energi listrik. Hasil reaksi elektrokimia adalah air, berbeda dengan mesin konvensioanal menghasilkan gas buang yang beracun seperti (CO2, CO, SOx, NOx, VOM dan gas-gas lainya yang sangat membahayakan lingkungan). Disamping itu sel bahan bakar menghasilkan efisiensi tenaga yang tinggi dibandingkan dengan mesin konvensional karena tidak ada kerugian gesekan poros. Sel dapat dibuat untuk dapat digunakan sebagai sumber pembangkit listrik untuk peralatan kecil seperti PC sampai dengan alat-alat trasportasi dan sebagai pembangkit uap air.

Baca lanjutan bagian 6....


---------------------------------------------
Product Overview

The 10 W Convection fuel cell stack is a 4 cell stack that does not require external humidification or pressurization. Gold-plated current collectors ensure that this stack achieves maximum performance for precision experiments. The stack comes complete with instruction manual, I/R plot, shade for assisting the convection air flow and a six-month warranty. Possible sources of hydrogen for the 10 W convection fuel cell stack include electrolyzers (PEM- and alkaline technologies), gas bottles, metal hydride tanks and hydrogen from chemical reactions.
Details

Technical Specifications

Number of cells: 4
Area: 25 cm2
Power: 10W 2.6V, 14W 2.4V
Reactants: H2/air, reformate/air (airflow by convection)
Temperature ambient-65C
Pressure about 0-2 psi (hydrogen)
Humidification: self-humidified
Cooling: air (no cooling fans supplied)
Weight (approx.): about 3 pounds
Dimension (approx.): 4 cm x 8 cm x 8 cm
Type of fuel cell: PEM
Flow rate at max output About 0.12 liter per minute hydrogen
Start up time: Instantaneous, load following capability
Efficiency of stack: 50% at full power
Additional Information

Trand Teknologi Fuel Cell (Bagian 2)

Fuel cell merupakan sumber tenaga listrik menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar dan oksigen sebagai oksi dan menghasilkan air dan energi elektrokimia yang diubah langsung menjadi energi listrik. Berbeda dengan battery yang bekerja tidak kontinyu, sel bahan bakar dapat bekerja kontinyu selagi bahan bakar disuplai ke dalam sel. Pertama kali ditemukan oleh Sir William Grove pada tahun 1839. Dasar pemikiran Grove ialah proses kebalikan elektrolisis. Proses elektrolisis memerlukan energi listrik untuk menguraikan air menjadi oksigen dan hidrogen. Kebalikan elektrolisis adalah proses yang terjadi di dalam sel bahan bakar hidrogen (fuel cell). Dalam sel hidrogen dan oksigen digabung dan melalui reaksi pertukaran elektron, akan membentuk molekul air dan sejumlah energi listrik. Sel yang diciptakan oleh Grove diberi nama (gas voltaic battery). Sel tersebut terdiri dari dua batang elektrod (anod dan katod) yang berbeda,. dan antara dua batang elektrod dihubungkan oleh rangkaian penghantar elektron. Sel Grove menghasilkan tegangan sebesar 1.8 Volt dan arus 12 Amphere. Lima puluh tahun kemudian penelitian Grove dilanjutkan oleh Ludwig Mond dan Charles Langer dengan hasil temuanya diberi nama sel bahan bakar (fuel cell). Sel bahan bakar kini sedang menuju komersialisasi. Bahkan sebagian negara seperti Jepang, Jerman dan beberapa negara lainya sudah menggunkan sel bahan bakar hidrogen sebagai sumber tenaga untuk sedan, bis, mainan anak-anak, sebagai pembangkit tenaga listrik dan Amerika sudah sejak tahun 1960 telah menggunakan sel bahan bakar hidrogen (Alkali fuel cell, AFC) sebagai penggerak pesawat ruang angkasa.

baca bagian 9 ....
=========================================================================
Government Support of Fuel Cells:

By supporting the research and development of fuel cells, the United States government is developing clean energy sources for our future while strengthening our country’s competitiveness on the world energy market. Many governmental departments, including the Department of Defense, the Department of Energy, Department of Transportation, etc. have fuel cell programs under development.. All of these programs are leading towards the commercialization of fuel cell technology through partnering with private industry. The Federal Government supports research and development through monetary contributions towards research that is considered risky by industry and by creating the initial markets for expensive new technology. For example, the Climate Change Fuel Cell program provides cost sharing regarding the purchase of a fuel cell system. Hydrogen and fuel cells realize only a fraction of the subsidies that the nuclear and fossil fuel industries receive each year.

Japan, Germany and Canada are all intensively developing fuel cell technology in their respective countries. Many of the manufacturers located in these countries enjoy governmental support that far surpasses what the United States Government is providing at home. These countries realize that fuel cells and hydrogen are the most likely replacement for our current energy system and with this in mind, they are trying to develop future industries today.

By supporting fuel cell development, the United States Government will increase the opportunities to strengthen our national energy security, improve environmental conditions and help develop an industry. The United States is dependent on politically unstable and unfriendly regions of the globe for its supply of oil. Currently, the United States imports 50% of its oil and, according to the Department of Energy, this number is expected to grow to 65% by 2020. Fuel cells, with their characteristic fuel flexibility, allow the United States to dramatically reduce its dependence on foreign energy sources and reduce its unbalanced foreign trade debt. By eliminating or greatly reducing the emissions associated with fossil fuels, a noticeable improvement in the environmental conditions in many major metropolitan areas will occur. This will lead to a reduction of pollution-related medical conditions and a dramatic increase in the quality of life for residents of these areas. These two benefits combine to form an incalculable monetary impact.. Fuel cells and related industries can expand and improve the United States economy by creating new jobs in fuel cell manufacturing, sales, service and hydrogen production and storage.

Trand Teknologi Fuel Cell (Bagian 1)

Berbicara mengenai energi alternatif untuk mengantikan energi fosil, fuel cell merupakan jawaban yang meyakinkan. Ini bukan suatu impian tetapi suatu ketika kita akan memiliki kulkas dengan sumber listrik fuel cell. Indonesia ini sangat memunkinkan tempat pengilangan fuel cell terbesar didunia mengingat sumber daya alam Indonesia sangat memungkinkan. Untuk sekarang ini, lembaga yang sudah hampir menyelesaikan desain teknologi sampai ke tahap komersialisasi diantaranya, International Fuel Cell, Avista Labs, Energy Partner, H Power, Energy Research Corporation, Allied Signal (US), Ballard (Canada), Mitsubishi, Toshiba, Ishikawajima-Harima Heavy Industries, Fuji Electric (Japan), DeNora (Italy), Rolls-Royce (UK), Siemens (Germany), Ceramic Fuel Cell (Australia), dan Siemens-Westinghouse (Germany-US). Menuru pertimbangan lembaga lembaga penghasil desain teknologi fuel cel ini baru melakukan trobosan dari sisi pertimbangan bahwa walaupun fuel cell masih mahal, akan tetapi dampak polusi dan kerusakan lingkungan sebagai efek penggunaan bahan bakar fosil dapat teratasi. Usaha selanjudnya mempromosikan untuk mas produk fuel cell murah. Dengan pengembangan ini teknologi fuel cell akan bergerak maju menjadi teknologi alternatif yang sangat menjanjikan untuk dimasa depan.

Lanjut ke bagian 8 ..
============================================================================

The Future of Fuel Cells:

In the future, fuel cells couldplay an increasing roll in everyday life. Fuel cell powered cars and trucks will be available, emitting nothing more than harmless water vapor. Fuel cells will find their way into portable devices such as cell phones and laptop computers. Homes and office buildings may have a fuel cell that replaces a conventional furnace, providing heat and electricity free from the disruptions associated with the utility's electric grid. Most of the companies planning to manufacture fuel cells are still in the research and development stage of production. Once their systems satisfy the manufacturers' stringent requirements for performance and safety, the fuel cell systems will be available to the general public.

Energy Alternatif Indonesia (4)

Tentu, permainan protection global Negara maju terhadap minyak fosil akan semakin seru dan secara otomatis pula akan diikuti proteksi terhadap teknologi bahan bakar alternatif seperti yang dilakukan Amerika, Eropah, Cina dan bahkan sebagian negara-negara di Amerika Latin. Ini sangat logis sebab metode ini masih cukup cerdas meraup dolar dan patut diwaspadai mulai sekarang dengan gerakan ketahanan energy khususnya sarjana sarjana fuel cell. Alasan yang ketiga tentunya Indonesia sebagai negara yang memiliki SDM dan potensi SDA yang sangat berlimpah untuk bahan bakar alternatif sedini mungkin dapat mengambil inisitif menjadi produsen bahan bakar alternatif di dunia internasional dalam masa jangka menengah dan panjang. Hal ini sudah sukses dilakukan Canada mengeksport Hidrogennya ke Amerika, eropah dan Jepang. Adalagi alasan yang paling menarik yaitu ikatan kerjasama yang sangat kuat dari 120 negara yang berpusat di inggris untuk melakukan pengembangan energI alternatif terutama hydrogen yang memacu negara maju untuk segera membuat infrastrukturnya. Dengan demikian, mau tak mau Indonesia harus mengikutinya untuk memasang kuda kuda yang kuat. Lebih lanjut lagi, peralihan energi jangka menengah ini kearah jangka panjang sampai tahun 2030, fenomena negara negara maju membangun teknologi penghasil bahan bakar alternatif Hidrogen berbasis nuklir sudah cukup jelas. Konsepnya sangat sederhana, energi listrik yang melimpah dengan harga murah digunakan untuk pembuatan bahan bakar alternatif hidrogen dari air. Tentu saja hidrogen ini sangat murah. Sedangkan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan energi dari gas Hidrogen ini dengan modifikasi teknologi mesin BBM menjadi mesin LPG diteruskan menjadi mesin Hidrogen atau dengan teknologi Fuel Cell (sel bahan bakar).

baca lanjutan ke 5

=============================================================================

Direct Methanol Fuel Cells:

Direct-methanol fuel cells or DMFCs are a subcategory of PEM fuel cells where, the fuel, methanol, is not reformed, but fed directly to the fuel cell. Storage of methanol is much easier than that of hydrogen because it does not need to be done at high pressures or low temperatures, as methanol is a liquid from -142.6 °F to 148.5 °F). Additionally, the energy density of methanol is much higher than that of highly compressed hydrogen.

The efficiency of direct-methanol fuel cells is low due to the high permeation of methanol through the membrane, which is known as methanol crossover, and the dynamic behavior is sluggish. Other problems include the management of carbon dioxide created at the anode. Current DMFCs are limited in the power they can produce, but can still store a high amount of energy content in a small space. Basically, DMFC’s can produce a small amount of power over a long period of time. This makes them ill-suited for powering vehicles, but ideal for consumer goods that do not require high power and high storage such as cell phones, laptops, or digital cameras.

Methanol is toxic and flammable. However, the International Civil Aviation Organization's (ICAO) Dangerous Goods Panel (DGP) voted in November 2005 to allow passengers to carry and use micro fuel cells and methanol fuel cartridges when aboard airplanes to power laptop computers and other consumer electronic devices.

Energy Alternatif Indonesia (3)

Berdasarkan dari beberapa negara Eropah dan Amerika yang sudah membuat jalur roadmap energy 2010-2030 penyediaan bahan bakar transportasi pada jangka menegah Indonesia yang sangat praktis dan applikatif adalah peningkatan kapasitas tenaga pembangkit listrik untuk tenaga pengilangan metanol dan hidrogen dari air seperti halnya juga proses pengilangan BBM memerlukan tenaga listrik pada jangka menengah. Dalam hal ini diperkirakan tenaga yang diperlukan untuk pengilangan BBM yang sekarang ini akan lebih besar berbanding tenaga yang diperlukan untuk menghasilkan bahan bakar alternatif metanol dan Hidrogen. Tentu dari sisi ini, bahan bakar akan lebih murah dari BBM sekarang ini. Selain itu bahan bakar ini pada harga yang sama dengan BBM maka jarak tempuhnya lebih jauh. Artinya, penyediaan bahan bakar alternatif jenis methanol dan hidrogen ini jauh lebih murah sehingga menjadi solusi yang ideal di indonesia. Alasan yang sangat kuat untuk mendukungnya sebagai opsi pengganti BBM bahwa masa sekarang kebutuhan BBM mencapai sekitar 1,3 juta barel per hari merupakan jumlah yang terlalu banyak dan mahal untuk mesin mesin transportasi. Alasan kedua, permintaan minyak fosil untuk industry kimia semakin meningkat dipasar global dan hal ini terjadi sampai minyak bumi menipis.

baca lanjutan ke 4....

===============================================================================
Residential Fuel Cells:

In a residential fuel cell system there are three main components. The source of hydrogen, the actual fuel cell stacks and the power condition unit. The hydrogen can either be reformed from fossil fuels (i.e. natural gas, propane, etc?) or the unit can be coupled to a renewable energy source and generate hydrogen through electrolysis of water. The fuel cell stack is thecomponent, which converts the hydrogen and oxygen into electricity, water vapor and heat. The last piece is the power conditioner. This inverts the DC current from the fuel cell into AC current that mosthousehold appliances operate on.

Many factors enter into what your actual energy savings will be. These factors include; individual electricity consumption, geographic location, the particular utility, if utilizing a reformer the price of natural gas or propane, the avoided costs of installing lines to your residence when located in an off-grid area, etc.

The ability to sell electricity back into the grid depends on the geographic location of the unit. Many states have net metering laws, which allow qualified customers to sell surplus electricity back to the grid. Individual states vary on the amount of electricity each individual is allowed to sell so local laws and ordinances should be researched.
Dr. Ir. Ramli Sitanggang, MT
Bidang Kompetensi Ilmu :Teknologi Pengembangan Technologi Stack Fuel Cell
Language proficiency : English. Spesialis teknologi membuat pembangkit tenaga listrik Fuel Cell. Pembuatan gas Hidrogen dengan elektrolizer menggunakan teknologi PEM. Pengalaman Lecturer for 20 years at Department of Chemical Engineering, teaching subjects such as Research Methodolgy, Mathematical Aplication in Chemical Enginering, Transport Phenomena and Chemical Engineering Process Control. Plant Design and Manufacturing for chemical industries. Unit Operation of Chemical Processes. Changes in asphalt properties with air blown at specified temperature. Plant design CO2 manufacturing from lime stone Changes in jack fruit seed properties with electrolysis at boiling point. Manufacturing of equipment for extraction of oxygen dan nitrogen from air. Plant design for manufacturing nylon polymer at 60,000 ton per anum. Experiment and Simulation mathematical model extraction puiritie petroleum dengan DMSO. Plant designer for LPG filling station, Plant designer for blanding petroleum station. Plant desain produksi udara bersih. Plant desain air–ozon. Research on producing high performance MEA for PEM fuel cell focusing on manufacturing ink for gas diffusion layer and electrode layer,manufacturing of gas diffusion layers for anode and cathode, manufacturing catalyst layers for anode and cahtode, and membrane electrode assembly. Long term performance of MEA for PEM fuel cell is also studied. Expert of Identification Surface Area Microstructure Gas Diffusion Layer And Its Effects on MEA Fuel Cell Generator, Micropore Analysis of Gas Diffusion Layer In MEA Fabrication Process For Pem Fuel Cell, Simple Methode of Formulation Carbon Ink For Gas Diffusion In Fuel Cell Development, Diffusion Coefficient of The Dissolved Hydrogen Gas Inside The Mesoporous of Gas Diffusion Layer Of Mea Fabrication Process For Mea Fuel Cell. Water Permeability Study of Membrane Electrode Assembly (MEA) Fabrication Using X-Y Robotic Sprayer Machine, Current Density Model of Membrane Electrode Assembly Manufactured By X-Y Robotic Sprayer, Investigation of Gas Diffusion Layer In Mea Fabrication Process of PEM Fuel Cell, Gas Diffusion Layer Fabrication analysis for PEM Fuel Cell based on X-Y robotic Spraying Technique. Patent from research project 9 ( X-Y Robotic spraying machine for manufacturing MEA fuel Cell, Membrane Electrode Assembly Design, Ink Formulation Design Method ,LESTARI 1000 Portable Fuel Cell Power Generator, Innovative Open Cathode 500 W Polymer Electrolyte Membrane Air-cooled Fuel Cell Stack, SERINDIT Zero Emission Vehicle, Impregnation Process In Making Platinum On Activated Carbon Catalyst, LESTARI 5000 Portable Fuel Cell Power Generator). Award 19 bidang teknologi (Fuel Cell Vehicle, Zero Emission Vehicle, Portable Fuel Cell Back –Up Power Generator, Portable Fuel Cell Power Generator, Fuel cell LESTARI 1000, Innovative Open Cathode 500 W Polymer Electrolyte Membrane Air-cooled Fuel Cell Stack, Innovative 5 kW Polymer Electrolyte Membrane Water-Cooled Fuel Cell Stack, Direct Methanol Fuel Cell MTE 2008, Design Advisor tool for Direct Methanol Fuel Cell (MDFC) MTE 2008 Kuala Lumpur, Multistack DMFC MTE 2008 Kuala Lumpur). Bepengalaman memberi pelatihan, Handling, safety, Chemical Control in dustry, BROE refinary, Standard Based management system, Quality dan productivity. Korrosion, Handling and transportation, Proses plan refinari, Plant designer for LPG filling station, Water treatmen. Production in tin manufacturing for battery application,Research Officer at Institute of Fuel Cell Technology, UKM, Malaysia dan Gassifikasi batubara. Training Fabrication PEM Fuel Cell System 200W. Temasek Polytechnic, Singapore. 5 – 11 Okt 2008. 2008 IC2 Workshop: Converting technology to wealth. Kursus Simulasi Proses, Hysys, Kursus Dasar dan Lanjutan, Visual Basic, Microsoft Malaysia, Kursus Pengawalan dgn software Lab-View.






-----------------------------------------------------------------------------
bagi yang berminat menjadi anggota komunitas sarjana/pakar fuel cell di blog ini silakan mendaftar pada email: podoteko@gmail.com.
------------------------------------------------------------------------------
Dr. Edy Herianto Majlan, MSi
Bidang Kompetensi Ilmu : Teknologi Penghematan Sistim Teknologi Fuel Cell; Language proficiency : English. Felo Penyelidik, Institut Sel Fuel, Penyelidik dan pengembangan dibidang PEMFC dan Teknik Sistem Proses Sel Fuel. Rekabentuk & pembuatan Sistem jerapan tekanan untuk Proses Pemurnian Hidrogen & Rekabentuk PEM Fuel Cell. Pembuatan Biodegradable Plastic & Composite Menggunakan Aliphatic Polyester & Serat Pelepah Kelapa Sawit. Rekabentuk & Pembuatan Thermal Swing Adsorption System, Untuk Proses Adsorpsi Bahan Organik Mudah Menguap,Penentuan Kecekapan LPG Plant dan Redesign Pin Fan untuk sistem pendingin Propana, Pertamina, Pengolahan Bahan Buangan Electroplating Dengan Kaedah Pemadatan Menggunakan Bentonite,. Anugerah Tesis Terbaik. Memperoleh emas pada World Exhibition of Innovation, Research and New Technologies 2007, Brussels, Belgium: LESTARI 5000 Power Generator. perak pada World Exhibition of Innovation, Research and New Technologies 2007, Brussels, Belgium: Compact Pressure Swing Adsorption System for Hydrogen Purification in PEMFC System, emas pada 18th Malaysia Internatioanal Invention, Innovation, & Technology Exibition (I.TEX 2007), Kuala Lumpur: LESTARI 5000 Power Generator 2006 emas pada International Invention, Innovantion, Industrial Design & Technology Exhibition 2006 (ITEX’06): Portable Fuel Cell Back-Up Power Generator perak pada International Exhibition of Inventions, New Techniques & Products 2006, Geneva, Switzerland: Serindit 2-Zero Emission Vehicle perak pada Technology Expo 2006, PWTC, Compact Pressure Swing Adsorption System for Hydrogen Purification, gangsa pada Technology Expo 2006, PWTC, LestariTM- Portable Fuel Cell Generator emas pada IPTA R & D EXPO, Serindit 2. Fuel Cell Vehicle emas pada Ekspo Penyelidikan dan Inovasi dalam bidang Energi dan Material: Serindit 2. Fuel Cell Vehicle perak pada expo International Invention-Innovantion Industrial Design Technology 2005 (ITEX’05: Compact Pressure Swing Adsorption System for Hydrogen Purification in Proton Exchange Membrane Fuel Cell. gangsa pada Expo Science, Technology & Inovation dalam bidang proses dan industri: Compact Pressure Swing Adsorption System for Hydrogen Purification in Proton Exchange Membrane Fuel Cell. emas pada Ekspo Penyelidikan dan Inovasi dalam bidang Energi dan Material: Sistem Penjerapan Pressure Swing untuk Pemurnian Hidrogen bagi Sistem Fuel Cell Membrane Polymer Electrolite. Paten : 1.Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell Stack with Open Cathode. (PI20082673). 2.An Air-cooled Electrochemical Power Generator (PI20082673).3. An Electrochemical Power Generator (PI20072055).4. Compact Pressure Swing Adsorption System for Hydrogen Purification. (PI 2007202). 5. Serindit–Zero Emission Vehicle (Cap dagangan: 07019005), Kepakaran utama 1.Hydrogen purification using compact pressure swing adsorption system for fuel cell. 2 Materials Technology in Low and Intermediate Temperature Solid Oxide Fuel Cells 3. Pembangunan Komposit Elektrolit Berasaskan Ceria-Carbonat Untuk Sel Bahan Api Oksida Pepejal Suhu Rendah. 4.Review reka bentuk dan fabrikasi untuk laptop. 5. Review Sel Bahan Api Oksida Pepejal Suhu Sederhana (IT-SOFC).6. Penulenan Gas Hidrogen Menggunakan Sistem Jerapan Buain Tekanan Terpadat Untuk Sel Bahan Api. Hydrogen Purification using Compact Pressure Swing Adsorption System For Fuel Cell. 8. Compact Pressure Swing Adsorption System For Hydrogen Purification In Pem Fuel Cell.9 Compact Pressure Swing Adsorption System for Purification. 10.Fuel Cell Dalam Menyongsong Krisis Energi. 12. Purification of Hydrogen Using Compact Pressure Swing Adsorption for PEM Fuel Cell. 13. Compact Pressure Swing Adsorption System for Purification of Hydrogen. 14. Effect of concentration and adsorbents on adsorption process of butane in thermal swing adsorption system, 15. Penjerapan Sebatian Organik Mudah Meruap Menggunakan Sistem Jerapan Buaian Suhu. 16. Effect of Adsorbents On Adsorption Process of VOC In Thermal Swing Adsorption System 17. Effect of concentration on adsorption process of VOC In thermal swing adsorption system. 18. VOC control using thermal swing adsorption system.19. Rancangan Pabrik Pembuatan Gas Sintesis (CO & H2) dari Gas Alam dengan Kapasitas 50000 ton/tahun. Pembicara Utama Pada Diskusi Krisis Energi Global & Teknologi Fuel Cell. HIMATEK,Krisis Energi Global & Teknologi Fuel Cell. Pembicara Jemputan Pada Seminar dua hala Efisiensi Energi & Potensi Pemanfaatan Sumber Energi Alternatif: Fuel Cell – Menyongsong Krisis Energi Global. Training Fabrication PEM Fuel Cell System 200W. Temasek Polytechnic, Singapore. 5 – 11 Okt 2008. 2008 IC2 Workshop: Converting technology to wealth. Kursus Simulasi Proses, Hysys, Kursus Dasar dan Lanjutan, Visual Basic, Microsoft Malaysia, Kursus Pengawalan dgn software Lab-View, Pulau Penang-Malaysia Latihan Kerja (3 Bulan), PERTAMINA.

Training Pembuatan Fuel Cell





--------------------------------------
Order dan Konsultasi
Hubungi, email : Podoteko@gmail.com
----------------------------------------

Energy Alternatif Indonesia (2)

Untuk langkah awal trobosan adalah pengadaan teknologi energy alternatif. Keadaan sekarang ini dipandang sebagai momentum pergantian basis itu. Dan, inilah saatnya mengenalkan teknologi energi bahan bakar alternatif. Idenya begini... Penyediaan teknologi energy alternatif, mestinya melihat roadmap energi negara maju. Ada dua bagian. Pertama, teknologi penghasil bahan bakar alternatif, dan ke dua, teknologi energi untuk transportasi dengan bahan bakar alternatif itu sendiri. Keduanya ini, tentu saja seiring sejalan. Pengadaannya dilakukan bersamaan. Ini yang harus ditekankan. Untuk yang terakhir adalah lebih penting. Menciptakan tehnologi transportasi yang bisa dioperasionalkan dengan bahan bakar alternatif harus diberi perhatian yang serius. Bukan memusingkan diri dengan bahan bakar alternatif, tetapi, mesin yang digunakan masih harus menggunakan BBM. Ini berarti “pengadaan teknologi itu” misalnya mobil FUEL CELL. Karena kondisi ini bukan hanya untuk Indonesia tetapi masih bersifat global, sehingga pada jangka pendek yang paling tepat adalah peningkatan efisiensi managemen produksi BBM secara maksimal sebab bahan baku (cude oil) BBM diimport melalui singapura misalnya memiliki kualitas yang tidak menentu. Kalau diproses dengan kilang kilang yang sekarang ini efisiensinya sudah rendah. Secara otomatis biaya produksinya sangat besar dan kalau dipaksakan untuk memproduksi BBM sesuai keperluan resikonya juga sangat tinggi. Jadi keadaan yang sesuai pada jangka pendek memberi perhatian yang sangat khusus untuk mempertahankan kapasitas produksi BBM dengan efisiensi yang tinggi. Peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif dari nabati seperti program pemerintah. Sementara itu, persoalan trobosan pengadaan teknologi pengguna bahan bahan bakar alternatif untuk menggeser ketergantungan transportasi pada minyak fosil BBM dan bahan bakar alternatif dari nabati tersebut kearah jangka menengah harus diadakan dengan perhitungan super cermat.

------------------------------------------------------------------------------

How Fuel Cells Work:

Fuel cells generate electricity through an electrochemical reaction, known as reverse electrolysis. This reaction combines hydrogen and oxygen to form water vapor, heat and electricity. All three of the by-products of this reverse electrolysis reaction can be further utilized by the fuel cell system. Waste heat can be utilized for space heating and cooling. The water vapor can be captured and used as the feedstock for additional hydrogen and the electricity is channeled into an external circuit where it is used by any electrical appliance.
==================================================================================

The benefits of Fuel Cells

* Environmental
Fuel Cells achieve high fuel efficiencies while emitting extremely low emissions.
* Engineering
Fuel cells operate on a wide variety of fuels, utilize electrochemical reactions and contain no moving parts. These features make them simple to operate, quiet and extremely reliable.

One advantage of fuel cells is their fuel flexibility. With the proper reforming technology, fuel cells can extract hydrogen from a wide variety of currently available fossil fuels (e.g. natural gas, methanol, coal, etc.). From fossil fuels, fuel cells utilize one natural element as their fuel, hydrogen, the most abundant element on Earth. In addition to fossil fuels, hydrogen can be generated renewably from water and other photobiological means.

There are four main types of fuel cells distinguished by the electrolyte used in the individual cells. The different types of fuel cells are; polymer electrolyte membrane or proton exchange membrane (PEM), molten carbonate (MCFC), phosphoric acid (PAFC) and the solid oxide fuel cell (SOFC).

Energy Alternatif Indonesia (1)

Semua kegiatan hampir selalu berbasis energi BBM. Meskipun ada basis lainnya seperti batubara dan nuklir, misalnya. Tidaklah mengherankan, bahwa harga BBM ini suatu saat akan menaik. Para pakar sudah tau hal ini. Itu betul adanya, karena minyak fosil habis disedot. Pada saat yang sama, hukum permintaan dan tarik menarik berlaku. Ini wajar. Permintaan semakin tinggi dan stok minyak fosil semakin habis, maka apa yang terjadi? Lonjakan harga tak terelakan setiap masa nantinya. Masihkah sektor BBM ini tetap menjadi basis utama bahan bakar nasional di tahun-tahun berikutnya? Jawabnya jelas, yaitu “Tidak”. Bertumpu pada BBM sebagai basis utama, jelas tidak efisien. Suatu saat akan mengalami kemandegan distribusi BBM.

baca lanjutan ke 2 ....

-----------------------------------------

Visit http://www.geni.org for more information. A sustainable global energy strategy, first proposed by Buckminster Fuller in 1969, to interconnect the abundant renewable energy resources between nations around the world. Benefits include: reducing pollution and climate change, reducing poverty and hunger, and increasing trade, cooperation and peace.